Senin, 14 Oktober 2019

Pengolahan limbah biologi

TUGAS ULANGAN AKHIR SEMESTER
PROGRAM STUDI DIII FARMASI
“PENGOLAHAN LIMBAH BIOLOGI”


Disusun oleh :
          Marsono  (219069)
POLITEKNIK KATOLIK
MANGUNWIJAYA
SEMARANG
2019
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr.Wb
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) tentang “Pengolahan Limbah Biologi” yang diberikan sebagai pengganti Ulangan Akhir Semester (UAS) dengan baik dan tepat waktu.
Tugas ini kami susun berdasarkan materi yang diberikan selama pembelajaran mata kuliah dan referensi tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3). Penulis berterima kasih kepada Ibu MARIA MITA SUSANTI, S.Si., M.Kes selaku dosen pengampu mata kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
    Penulis menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna, sama halnya dengan makalah ini yang masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik untuk kesempurnaan lebih lanjut pada makalah ini. Dan semoga Makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca, khususnya bagi penulis.

Semarang, 8 Oktober 2019

Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
  2. Tujuan
  3. Rumusan Masalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
  1. Pengertian Limbah
  2. Klasifikasi Limbah
  3. Karakteristik Limbah
    1. Limbah Cair
    2. Limbah Padat
        3. Limbah  Gas
  1. Tujuan Pengelolaan Air Limbah 
  2. Sistem Pengelolaan Air Limbah
BAB III PENUTUP
  1. Kesimpulan
  2. Saran
DAFTAR PUSTAKA







BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
    Masalah pencemaran lingkungan khususnya masalah pencemaran air dikota besar di Indonesia, telah menunjukan gejala yang cukup serius, penyebab dari pencemaran tidak hanya berasal dari buangan industri pabrik- pabrik dan fasilitas pelayanan kesehatan yang membuang air limbahnya tanpa pengolahan terlebih dahulu ke sungai atau ke laut, tetapi juga yang tidak kalah memegang andil baik secara sengaja atau tidak merupakan masyarakat itu sendiri, yakni akibat air buangan rumah tangga yang jumlahnya makin hari makin besar sesuai dengan perkembangan penduduk maupun perkembangan suatu kota (Asmadi dan Suharno, 2012).
Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat dengan karakteristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan, kemajuan teknologi, dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat yang harus tetap mampu meningkatkan pelayanan yang lebih bermutu dan terjangkau oleh masyarakat agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya (Menkes RI, 2010). Kegiatan rumah sakit juga menghasilkan limbah padat, cair dan gas dengan karakteristik yang khas. Secara umum limbah cair rumah sakit mengandung bahan organik yang tinggi, bahan tersuspensi, lemak dan volume dalam jumlah yang banyak. Karakteristik seperti itu, maka pengelolaan limbah cair rumah sakit 2 memerlukan rencana dan rancangan khusus meliputi upaya meminimalisasi limbah dan pengolahan air limbah melalui Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) (Menkes RI, 2004).
 Limbah dari rumah sakit dapat berbahaya bagi manusia maupun ekosistem alami. Manusia dapat terkena bahaya limbah rumah sakit, baik melalui kontak langsung dengan limbah, menghirup gas, serta minum atau memakan produk yang terkontaminasi limbah dari rumah sakit. Residu bahan kimia yang masuk ke dalam sistem pembuangan mungkin saja memiliki efek yang kurang menguntungkan pada perlakuan limbah secara biologi atau memiliki efek toksik bagi ekosistem alami yang menerima limbah cair. Masalah yang sama dapat disebabkan oleh residu farmasetikal, yang meliputi antibiotik obat-obatan, logam berat seperti merkuri, fenol, desinfektan dan antiseptik (Kummerer, 2007).
  1. Tujuan
  1. Untuk mengetahui pengolahan limbah biologi.
  2. Untuk mengetahui metode yang dilakukan untuk mengolah limbah biologi.
  3. Untuk mengetahui indikasi pencemaran air.
  4. Untuk mengetahui kualitas air melalui parameter biologi.
  1. Rumusan Masalah
  1. Bagaimana pengolahan limbah biologi.
  2. Bagaimana metode pengolahan limbah biologi.
  3. Bagaimana indikasi pencemaran air yang tercemar oleh limbah biologi.
  4. Bagaimana kualitas air melalui parameter biologi.








BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
  1. Pengertian Limbah
    Limbah (menurut PP NO. 12, 1995) adalah bahan sisa suatu kegiatan atau proses produksi yang tidak mempunyai nilai ekonomis, Beberapa pengertian tentang limbah: 
1. Berdasarkan keputusan Menperindag RI No. 231/MPP/Kep/7/1997 Pasal I tentang prosedur impor limbah, menyatakan bahwa Limbah adalah bahan/barang sisa atau bekas dari suatu kegiatan atau proses produksi yang fungsinya sudah berubah dari aslinya. 
2. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 18/1999 Jo.PP 85/1999 Limbah didefinisikan sebagai sisa atau buangan dari suatu usaha dan/atau kegiatan manusia.
    Limbah adalah buangan yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomi. Limbah yang mengandung bahan polutan yang memiliki sifat racun dan berbahaya dikenal dengan limbah B-3, yang dinyatakan sebagai bahan yang dalam jumlah relative sedikit tetapi berpotensi untuk merusak lingkungan hidup dan sumber daya (Kristanto, 2004).
  1. Klasifikasi Limbah
    berdasarkan nilai ekonomisnya, limbah dibedakan menjadi limbah yang memiliki nilai ekonomis dan limbah yang tidak memiliki nilai ekonomis. Limbah yang memiliki nilai ekonomis yaitu limbah dimana dengan melalui suatu proses lanjut akan memberikan suatu nilai tambah. Limbah yang tidak memiliki nilai ekonomis adalah suatu limbah yang walaupun telah dilakukan proses lanjut dengan cara apapun tidak akan memberikan nilai tambah kecuali sekedar untuk mempermudah sistem pembuangan. Limbah jenis ini sering menimbulkan masalah pencemaran dan kerusakan lingkungan. Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia senyawa organik dan senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah. (Kristanto, 2004).
  1. Karakteristik Limbah
Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri dapat digolongkan menjadi tiga bagian yaitu limbah cair, limbah gas  dan limbah padat. Sebagai berikut :
  1. Limbah Cair
  1. Pengertian Limbah Cair
Limbah cair adalah gabungan atau campuran dari air dan bahan-bahan pencemar yang terbawa oleh air, baik dalam keadaan terlarut maupun tersuspensi yang terbuang dari sumber dosmetik (perkantoran, perumahan, dan perdagangan), sumber industri dan pada saat tertentu tercampur dengan air tanah, air permukaan, atau air hujan (Suparman, Suparmin, 2002). 
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001, air limbah adalah sisa dari suatu usaha dan atau kegaiatan yang berwujud cair. Air limbah dapat berasal dari rumah tangga (domestic), maupun industri (industry) (Mulia, 2005).
b.) SumberAir Limbah
    Menurut Chandra (2006), air limbah dapat berasal dari berbagai sumber, antara lain: 
  1. Air buangan rumah tangga (domestic wastes water), misalnya
air buangan bekas cucian, air bekas memasak, air bekas mandi dan sebagainya. 
  1. Air buangan kotapraja/perkotaan (municipal wastes water), misalnya air buangan dari daerah perkantoran, perdagangan, hotel, selokn, restoran, tempat-tempat umum, tempat ibadah, dan sebagainya.
  2.  Air buangan industri (industrial wastes water), misalnya air limbah dari pabrik baja, pabrik tinta, pabrik cat, dan dari pabrik karet.
c.) Komposisi Air Limbah
    Menurut Sugiharto (2008), sesuai dengan sumber asalnya, maka air limbah mempunyai komposisi yang sangat bervariasi dari setiap tempat dan setiap saat. Akan tetapi, secara garis besar zat-zat yang terdapat di air limbah data dikelompokkan seperti pada skema berikut ini: 
Limbah cair : Air (99,9 %), bahan padat 0,1 %
d.) Karaktristik Air Limbah
Menurut Chandra (2006), ada beberapa karakteristik khas yang dimiliki air limbah seperti berikut ini: 
  1. Karakteristik fisik 
Air limbah terdiri dari 99,9% air, sedangkan kandungan bahan padatnya mencapai 0,1% dalam bentuk suspensi padat (suspended solid) yang volumenya bervariasi anatara 100-500 mg/l. apabila volume suspensi padat Limbah Cair Air (99.9%) Bahan Padat (0,1%) Organik Anorganik Protein (65%) Karbohidrat(25%) Lemak (10%) Butiran Garam Metal Universitas Sumatera Utara 12 kurang dari 100 mg/l, air limbah disebut lemah, sedangkan bila lebih dari 500 mg/l disebut kuat.
 2. Karakteristik kimia 
Air limbah biasanya bercampr dengan zat kimia anorganik yang berasal dari air bersih dan zat organk dari limbah itu sendiri. Saat keluar dari sumber, air limbah bersifat basa. Namun, air limbah yang sudah lama atau membusuk akan bersifat asam karena sudah mengalami kandungan bahan organiknya telah mengalami proses dekomposisi yang dapat menimbulkan bau tidak menyenangkan. Komposisi campuran dari zat-zat itu dapat berupa: 
a.  Gabungan dengan nitrogen misalnya urea, protein, atau asam   amino
b. Gabungan dengan non-nitrogen misalnya lemak, sabun, atau  karbohidrat. 
3. Karakteristik bakteriologis
Bakteri patogen yang terdapat dalam air limbah biasanya termasuk golongan E.coli .
e). Penanganan Limbah cair
Sekitar 80% air yang digunakan manusia untuk aktivitasnya akan dibuang lagi dalam bentuk air yang sudah tercemar, baik itu limbah industri maupun limbah rumah tangga. Untuk itu diperlukan penanganan limbah dengan baik agar air buangan ini tidak menjadi polutan.
Tujuan pengaturan pengolahan limbah cair ini adalah :
  1. Untuk mencegah pengotoran air permukaan (sungai, waduk, danau, rawa dll).
  2. Untuk melindungi  biota dalam  tanah dan perairan.
  3. Untuk mencegah berkembangbiaknya bibit penyakit dan vektor penyakit seperti nyamuk, kecoa, lalat dll.
  4. Untuk menghindari pemandangan dan bau yang tidak sedap.
Pengolahan limbah cair dapat dilakukan dengan cara-cara :
  1. Cara Fisika, yaitu pengolahan limbah cair dengan beberapa tahap proses kegiatan yaitu : 
    1. Proses Penyaringan (screening), yaitu menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar dan mudah mengendap.
    2. Proses Flotasi, yaitu menyisishkan bahan yang mengapung seperti minyak dan lemak agar tidak mengganggu proses berikutnya.
    3. Proses Filtrasi, yaitu menyisihkan sebanyak mungkin partikel tersuspensi dari dalam airatau menyumbat membran yang akan digunakan dalam proses osmosis. 
    4. Proses adsorbsi, yaitu menyisihkan senyawa anorganik dan senyawa organik terlarut lainnya, terutama jika diinginkan untuk menggunakan kembali air buangan tersebut, biasanya menggunakan karbon aktif.
    5. Proses reverse osmosis (teknologi membran), yaitu proses yang dilakukan untuk memanfaatkan kembali air limbah yang telah diolah sebelumnya dengan beberapa tahap proses kegiatan. Biasanya teknologi ini diaplikasikan untuk unit pengolahan kecil dan teknologi ini termasuk mahal.
  2. Cara kimia, yaitu pengolahan air buangan yang dilakukan untuk menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid), logam-logam berat, senyawa fosfor dan zat organik beracun dengan menambahkan bahan kimia tertentu yang diperlukan. Metode kimia dibedakan atas metode nondegradatif misalnya koagulasi dan metode degradatif misalnya oksidasi polutan organik dengan pereaksi lemon, degradasi polutan organik dengan sinar ultraviolet dll. Kegiatan yang termasuk dalam proses kimia, diantaranya adalah: 
  • Proses dengan Lagon 
Lagon/kolam digunakan sebagai reaktor biologikal. Lagon dilengkapi dengan peralatan aerasi baik alamiah ataupun dengan menggunakan kompresor jika dalam kolam tumbuh algae. Keberadaan bakteri didalam kolam dimanfaatkan untuk proses produksi sedangkan algae untuk memperoleh energi dari matahari akan menambah daya larut oksigen didalam air. Fungsi dari bak aersi lagon adalah untuk menurunkan kadar COD dan BOD pada air limbah. Dalam bak aerasi ini terjadi reaksi penguraian zat organik yang terkandung di dalam air
  1. Cara biologi, yaitu pengolahan air limbah dengan memanfaatkan mikroorganisme alami untuk menghilangkan polutan baik secara aerobik maupun anaerobik. Pengolahan ini dianggap sebagai cara yang murah dan efisien. Proses pengolahan limbahmelalui cara biologis dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu: 
  1. Pengolahan cara aerob Proses ini dilakukan pada sebuah kolam dengan penampang segi empat dan agak dangkal agar sinar matahari dapat sampai ke dasar kolam dan algae dapat melakukan fotosintesis. Beberapa cara aerob adalah dengan kolam oksidasi, lumpur aktif, tricking filter, dan lagon.
  1. Kolam Oksidasi 
Prinsip kolam oksidasi adalah dengan pemulihan sendiri karena adanya bantuan dari luar. Air yang mengalir cukup potensial untuk memulihkan diri sendiri karena adanya arus turbulensi dan gesekan dengan batuan sehingga banyak oksigen terserap dalam air. Kolam oksidasi memiliki kedalaman 1 – 1,5 m yang didalamnya dimasukkan ganggang yang dapat melakukan proses fotosintesis dengan bantuan sinar matahari yang menghasilkan oksigen. Jasad renik yang terdapat dalam air mengoksidasi bahan pencemar organik. Universitas Sumatera Utara 40 Kelebihan sistem ini adalah pengolahannya sederhana yang tidak memerlukan peralatan mekanis, mudah dioperasikan, dan tidak memerlukan biaya tinggi. Adapun kekurangan sistem ini adalah sangat bergantung pada cuaca, memerlukan lahan yang luas, dan berpotensi menimbulkan bau busuk terutama pada malam hari dimana suplai oksigen tidak mencukupi untuk proses aerobik, serta kolam dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk. 
  1. Lumpur Aktif
 Lumpur aktif adalah jumlah total padatan tersuspensi yang berasal dari kolam pengendap lumpur aktif. Lumpur banyak mengandung zat pengurai sehingga sangat baik untuk mengurai bahan organik yang masih baru. Lumpur aktif pada dasarnya terdiri dari dua unit proses utama, yaitu bioreaktor (tangki aerasi) dan tangki sedimentasi. Dalam sistem lumpur aktif, limbah cair dan biomassa dicampur secara sempurna dalam suatu reaktor dan diaerasi. Kelebihan sistem ini adalah dapat digunakan pada hampir semua industri karena sistem lumpur aktif dapat digunakan untuk mengeliminasi bahan organik dan nutrien dari limbah cair terlarut. Kekurangan sistem ini adalah besarnya biaya investasi maupun biaya operasi karena sistem ini memerlukan peralatan mekanis seperti pompa dan blower. Biaya operasi pada umumnya berkaitan dengan pemakaian energi listrik. Universitas Sumatera Utara 41
  1. Trickling Filter
 Sistem lain adalah dengan trickling filter dimana prosesnya adalah kontak limbah yang lebih luas dengan udara sehingga terjadi oksidasi. Filter yang digunakan adalah pasir, batu-batuan kecil (kerikil), granit, dan lain-lain dalam berbagai ukuran. Kelebihan sistem ini adalah biayanya cukup rendah, operasinya sederhana, dan tanpa membutuhkan keahlian khusus. Kekurangan sistem ini adalah baunya yang tidak sedap.
  1. Lagon 
Pengolahan ini dapat dilakukan dalam suasana aerob dan anaerob. Lagon pada umumnya digunakan untuk menambahkan oksigen ke dalam air. Kelebihan sistem ini adalah cocok untuk buangan limbah cair bervolume besar dan dapat disimpan lebih lama. Kekurangan sistem ini adalah ditujukan terutama bagi pengurangan BOD.
  1. Pengolahan cara anaerob 
Proses ini mengubah bahan buangan menjadi metan dan karbondioksida dalam keadaan tanpa udara. Pengolahan cara anaerob dikenal melalui tiga sistem, yaitu: kolam terbuka, septic tank, dan  kolam anaerob digester.
  1. Pengolahan fakultatif
 Kolam fakultatif adalah kolam yang mengandung bakteri yang memiliki adaptasi tinggi. Bakteri dapat berfungsi sebagai organisme Universitas Sumatera Utara 42 aerob bila terdapat oksigen, dan berfungsi sebagai organisme anaerob bila terdapat tidak ada oksigen.
 Metode pengolahan limbah cair, meliputi beberapa cara :
  1. Dillution (pengenceran), air limbah dibuang ke sungai, danau, rawa atau laut agar  mengalami pengenceran dan konsentrasi polutannya menjadi rendah atau hilang. Cara ini dapat mencemari lingkungan bila limbah tersebut mengandung bakteri patogen, larva, telur cacing atau bibit penyakit yang lain. Cara ini boleh dilakukan dengan syarat bahwa air sungai, waduk atau rawa tersebut tidak dimanfaatkan untuk keperluan lain, volume airnya banyak sehingga pengenceran bisa 30 -40 kalinya, air tersebut harus mengalir.
  2. Sumur resapan, yaitu sumur yang digunakan untuk tempat penampungan air limbah yang telah mengalami pengolahan  dari sistem lain. Air tinggal mengalami peresapan ke dalam tanah, dan sumur dibuat pada tanah porous, diameter 1 – 2,5 m dan kedalaman 2,5 m. Sumur ini bisa dimanfaatkan 6 – 10 tahun.
  3. Septic tank, merupakan metode terbaik untuk mengelola air limbah walaupun biayanya mahal, rumit dan memerlukan tanah yang luas. Septic tank memiliki 4 bagian ruang untuk tahap-tahap pengolahan,  yaitu : 
  1. Ruang pembusukan, air kotor akan bertahan 1-3 hari dan akan mengalami proses pembusukan sehingga menghasilkan gas, cairan dan lumpur (sludge)
  2.  Ruang lumpur, merupakan ruang empat penampungan hasil proses pembusukan yang berupa lumpur. Bila penuh lumpur dapat dipompa keluar
  3. Dosing chamber, didalamnya terdapat siphon McDonald yang berfungsi sebagai pengatur kecepatan air yang akan dialirkan ke bidang resapan agar merata
  4. Bidang resapan, bidang yang menyerap cairan keluar dari dosing chamber serta menyaring bakteri patogen maupun mikroorganisme yang lain. Panjang minimal resapan ini adalah 10 m dibuat pada tanah porous.
  1. Riol (parit), menampung semua air kotor dari rumah, perusahaan maupun lingkungan. Apabila riol inidigunakan juga untuk menampung air hujan disebut combined system. Sedang bila penampung hujannya dipisahkan maka disebut separated system. Air kotor pada riol mengalami proses pengolahan sebagai berikut : 
  1. Penyaringan (screening), menyaring benda-benda yan mengapung di air.
  2. Pengendapan (sedimentation), air limbah dialirkan ke dalam bak besar secara perlahan supaya lumpur dan pasir mengendap.
  3. Proses biologi (biologycal proccess), menggunakan mikroorganisme untuk menguraikan senyawa organik.
  4. Saringan pasir (sand filter.
  5.  Desinfeksi (desinfection), menggunakan kaporit untuk membunuh kuman.
  6. Dillution (pengenceran), mengurangi konsentrasi polutan dengan membuangnya di sungai / laut.

  1. Limbah Padat
    Limbah padat dapat dihasilkan dari industri, rumah tangga, rumah sakit, hotel, pusat perdagangan/restoran maupun  pertanian/peternakan.  Penanganan limbah padat melalui beberapa tahapan, yaitu :
  1. Penampungan dalam bak sampah
  2. Pengumpulan sampah
  3. Pengangkutan
  4. Pembuangan di TPA.
Sampah yang sudah berada di TPA akan mengalami berbagai macam perlakuan, seperti menjadi bahan makanan bagi sapi / ternak yang digembala di TPA, di sortir oleh pemulung, atau diolah menjadi pupuk kompos.
  • Berikut ini beberapa metode penanganan limbah organik padat :
  1. Composting
 yaitu penanganan limbah organik menjadi kompos yang bisa dimanfaatkan sebagai pupuk melalui proses fermentasi. Bahan baku untuk membuat kompos adalah sampah kering maupun hijau dari sisa tanaman, sisa makanan, kotoran hewan, sisa bahan makanan dll. Dalam proses pembuatan kompos ini bahan baku akan mengalami dekomposisi / penguraian oleh mikroorganisme. Proses sederhana pengomposan berlangsung secara anaerob yang sering menimbulkan gas. Sedangkan proses pengomposan secara aerob membutuhkan oksigen yang cukup dan tidak menghasilkan gas. Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi proses pengomposan yaitu :
  1. Ukuran bahan, semakin kecil ukuran bahan semakin cepat proses pengomposan
  2. Kandungan air, tumpukan bahan yang kurang mengandung air akan berjamur sehingga proses penguraiannya lambat dan tidak sempurna. Tetapi jika kelebihan air berubah menjadi anaerob dan tidak menguntungkan bagi organisme pengurai.
  3. Aerasi, aerasi yang baik akan mempercepat proses pengomposan sehingga perlu pembalikan atau pengadukan kompos.
  4. pH (derajat keasaman), supaya proses pengomposan berlangsung cepat, pH kompos jangan terlalu asam maka perlu penambahan kapur atau abu dapur
  5. suhu, suhu optimal pengomposan berlangsung pada 30 – 450 C
  6. perbandingan C dan N, proses pengomposan dapat dihentikan bila komposisi C/N mendekati perbandingan C/N tanah yaitu 10 – 12.
  7. kandungan bahan sampah seperti lignin, wax (malam) damar, selulosa yang tinggi akan memperlambat proses pengomposan.
Cara pembuatan kompos, memalui cara :
  1. menggunakan komposter
  2. tumpukan terbuka (open windrow)
  3. cascing (menggunakan cacing)
  1. Gas Bio
yaitu pengubahan sampah organik yang berasal dari tinja manusia maupun kotoran hewan menjadi gas yang dapat berfungsi sebagai  bahan bakar alternatif. Kandungan gas bio antara lain metana ( CH4) dalam komposisi yang terbanyak, karbondioksida ( CO2 ), Nitrogen ( N2 ), Karbonmonoksida ( CO ), Oksigen (O2), dan hidrogen sulfida (H2S). Gas metana murni adalah gas tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Supaya efektif, proses pengubahan ini harus pada tingkat kelembaban yang sesuai, suhu tetap dan pH netral.
  1. Makanan ternak ( Hog Feeding )
adalah pengolahan sampah organik menjadi makanan ternak. Agar sampah organik dapat dimanfaatkan untuk pakan ternak harus dipilih dan dibersihkan terlebih dulu agar tidak tercampur dengan sampah yang mengandung logam berat atau bahan-bahan yang membahayakan kesehatan ternak.
  • Berikut ini beberapa metode penanganan limbah anorganik padat :  
  1. Empat R ( 4 R = replace, reduce, recycle dan reuse )
  • Replace
 yaitu usaha mengurangi pencemaran  dengan menggunakan barang-barang yang ramah lingkungan. Contohnya memanfaatkan daun daripada plastik sebagai pembungkus, menggunakan MTBE daripada TEL untuk anti knocking pada mesin, tidak menggunakan CFC sebagai pendingin dan lain-lain.
  • Reduce 
yaitu usaha mengurangi pencemaran lingkungan dengan meminimalkan produksi sampah. Contohnya membawa tas belanja sendiri yang besar dari pada banyak kantong plastik, membeli kemasan isi ulang rinso, pelembut pakaian, minyak goreng dan lain-lain daripada membeli botol setiap kali habis, membeli bahan-bahan makanan atau keperluan lain dalam kemasan besar daripada yang kecil-kecil.
  • Recycle
yaitu usaha mengurangi pencemaran lingkungan dengan mendaur ulang sampah melalui  penanganan dan teknologi khusus. Proses daur ulang biasanya dilakukan oleh pabrik/industri untuk dibuat menjadi produk lain yang bisa dimanfaatkan. Dalam hal ini pemulung berjasa sekaligus mendapatkan keuntungan karena dengan memilah sampah yang bisa didaur ulang bisa mendapat penghasilan.Misalnya plastik-plastik bekas bisa didaur ulang menjadi ember, gantungan baju, pot tanaman dll.
  • Reuse 
yaitu usaha mengurangi pencemaran lingkungan dengan cara menggunakan dan memanfaatkan kembali barang-barang yang seharusnya sudah dibuang. Misalnya memanfaatkan botol/kaleng bekas sebagai wadah, memanfaatkan kain perca menjadi keset, memanfaatkan kemasan plastik menjadi kantong belanja / tas dll
  1. Insenerator
adalah alat yang digunakan untuk membakar sampah secara terkendali pada suhu tinggi. Insenerator efisien karena sanggup mengurangi volume sampah hingga 80 %. Residunya berupa abu sekitar 5 – 10 % dari total volume sampah yang dibakar dan dapat digunakan sebagai penimbun tanah. Kekurangan alat ini adalah mahal dan tidak bisa memusnahkan sampah  logam.
  1. Sanitary Landfill
adalah metode penanganan limbah padat dengan cara membuangnya pada area tertentu. Ada  3 metode sanitary landfill, yaitu :
  • Metode galian parit (trenc method), sampah dibuang ke dalam galian parit yang memanjang. Tanah bekas galian digunakan untuk menutup parit. Sampah yang ditimbun dipadatkan dan diratakan. Setelah parit penuh, dibuatlah parit baru di sebelah parit yang telah penuh tersebut.
  • Metode area, sampah dibuang di atas tanah yang rendah, rawa, atau lereng kemudian ditutupi dengan tanah yang diperoleh ditempat itu.
  • Metode ramp, merupakan gabungan dari metode galian parit dan metode area. Pada area yang rendah, tanah digali lalu sampah ditimbun tanah setiap hari dengan ketebalan 15 cm, setelah stabil lokasi tesebut diratakan dan digunakan sebagai jalur hijau (pertamanan), lapangan olah raga, tempat rekreasi dll.

  1. Penghancuran sampah (pulverisation)
adalah proses pengolahan sampah anorganik padat dengan cara menghancurkannya di dalam mobil sampah yang dilengkapi dengan alat pelumat sampah sehingga sampah hancur menjadi potongan-potongan kecil yang dapat dimanfaatkan untuk menimbun tanah yang cekung atau letaknya rendah.
  1. Pengepresan sampah ( reduction mode)
yaitu proses pengolahan sampah dengan cara mengepres sampah tesebut menjadi padat dan ringkas sehingga tidak memakan banyak tempat.

  1. Limbah Gas
Filter udara digunakan untuk menangkap debu / partikel yang keluar dari cerobong atau stack. Berikut ini beberapa macam filter udara, meliputi :
Pengendapan siklon, adalah alat yang digunakan untuk mengendapkan debu atau abu yang ikut dalam gas buangan atau udara dalam ruang pabrik yang berdebu.
  1. Prinsip kerja pengendap siklon 
adalah pemanfaatan gaya sentrifugal dari udara atau gas buang yang sengaja dihembuskan melalui tepi dinding tabung siklon, sehingga partikel yang relatif berat akan jatuh ke bawah. Debu, abu atau partikel yang dapat diendapkan oleh siklon adalah berukuran antara 5 – 40 mikro. Makin besar ukuran debu, semakin cepat partikel diendapkan.
  1. Filter basah
adalah alat yang digunakan untuk membersihkan udara kotor dengan cara menyemprotkan air dari bagian atas alat, sedangkan udara kotor dari bagian bawah alat. Pada saat udara kotor kontak dengan air, maka debu akan ikut semprotan air untuk turun ke bawah.  Bila ingin hasil yang lebih baik, dapat digabungkan pengendap siklon dengan filter basah. Penggabungan kedua alat ini menghasilkan alat penangkap debu yang dinamakan pengendap siklon filter basah.
  1. Pengendap sistem Gravitasi
adalah alat yang digunakan untuk membersihkan udara kotor yang ukuran partikelnya relatif cukup besar, sekitar 50 mikro atau lebih. Prinsip kerja alat ini adalah dengan mengalirkan udara kotor ke alat, sehingga pada waktu terjadi perubahan kecepatan secara tiba-tiba, debu akan jatur terkumpul ke bawah akibat gaya beratnya sendiri. Kecepatan pengendapan tergantung pada dimensi alat yang digunakan.
  1.  Pengendap elektrostatik
adalah alat yang digunakan untuk membersihkan udara kotor dalam jumlah (volume) besar dan waktu yang singkat, sehingga udara yang keluar dari alat ini relatif bersih. Alat ini berupa tabung silinder, dimana dindingnya diberi muatan positif, sedangkan tengahnya ada sebuah kawat, yang merupakan pusat silinder, sejajar dinding tabung, diberi muatan negatif. Adanya tegangan yang berbeda akan menimbulkan corona discharga di daerah sekitar pusat silinder. Hal ini menyebabkan udara kotor seolah-olah mengalami ionisasi. Kotoran menjadi ion negatif yang akan ditarik dinding tabung, sedangkan udara bersih akan berada di tengah silinder kemudian terhembus keluar.
  1. Tujuan Pengelolaan Air Limbah
 Air limbah sebelum dilepas ke pembuangan akhir harus menjalani pengolahan terlebih dahulu. Untuk dapat melaksanakan pengolahan air limbah yang efektif diperlukan rencana pengelolaan yang baik. Disamping itu, pengelolaan air limbah penting dilakukan agar air limbah yang mengandung banyak mikroorganisme patogen dan menimbulkan bau dapat diolah agar saat dibuang tidak mencemari badan air maupun dari segi estetikanya dan sesuai dengan baku mutu. Menurut Chandra (2006), adapun tujuan dari pengelolaan air limbah itu sendiri, anatara lain: 
1. Mencegah pencemaran pada sumber air rumah tangga. 
2. Melindungi hewan dan tanaman yang hidup di dalam air. 
3. Menghindari pecemaran tanah permukaan. 
4. Menghilangkan tempat berkembangbiaknya bibit dan vektor penyakit. 
Universitas Sumatera Utara 15 Menrut Azwar (1996), pengolahan air limbah pada dasarnya bertujuan untuk:
1. Melindungi kesehatan anggota masyarakat dari ancaman terjangkitnya penyakit. Hal ini mudah dipahami karena air limbah sering dipakai sebagai tempat berkembangbiaknya pelbagai macam bibit penyakit. 
2. Melindungi timbulnya kerusakan tanaman, terutama jika air limbah tersebut mengandung zat organis yang membahayakan kelangsungan hidup. 
3. Menyediakan air bersih yang dapat dipakain untuk keperluan hidup seharihari, terutama jika sulit ditemukan air yang bersih.

  1. Sistem Pengelolaan Air Limbah
 Menurut Chandra (2006), sistem pengolahan limbah cair yang diterapkan harus memenuhi persyaratan berikut : 
1. Tidak mengakibatkan kontaminasi terhadap sumber-sumber air minum.
2. Tidak mengakibatkan pencemaran air permukaan. 
3. Tidak menimbulkan pencemaran pada flora dan fauna yang hidup di air.
4. Tidak dihinggapi oleh vektor atau serangga yang menyebabkanpenyakit.
5. Tidak terbuka dan harus tertutup.    
6. Tidak menimbulkan bau atau aroma tidak sedap.




BAB III
PENUTUP

  1. KESIMPULAN
Pada dasarnya limbah adalah sejenis kotoran yang berasal dari hasil pembuangan dan itu mengakibatkan dampak bagi lingkungan disekitar tetapi sekarang banyak di temukan cara untuk menangani dampak dampak yang dihasilkan oleh limbah, yaitu dengan cara mengolahnya secara fisika, kimia maupun secara biologi.
    1. SARAN
Untuk menangani permasalaha limbah pada masyarakat perlu dilakukan pembekalan kepada masyarakat mengenai limbah agar masyarakat mampu menangani permasalahan limbah dengan benar dan bisa mengolah limbah menjadi barng yang bisa bermanfaat.

















DAFTAR PUSTAKA
  1. Azwar, Azrul. 1996. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan .Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
  2. Chandra, Budiman. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. EGC. Jakarta.
  3. H.M.Soerpaman, Suparmin. 2002. Pembuangan Tinja Dan Limbah Cair.EGC.Jakarta.
  4. Kristanto. 2004. Ekologi Industri. Yogyakarta: Andi. Hal. 71-75, 83-84, 155, 157, 169, 169-172.
  5. Mulia, Ricky.M. 2005. Pengantar Kesehatan Lingkungan.Edisi Pertama. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.
  6. Sugiharto. 2008. Dasar-Dasar Pengolahan Air Limbah. Jakarta: UI Press.

0 komentar:

Posting Komentar